Beranda | Artikel
Tips Persiapan Masuk Perguruan Tinggi di Tengah Pandemi Covid-19
Sabtu, 16 Januari 2021

Pandemi membuat aktivitas terganggu, pola kebiasaan berubah termasuk di sektor pendidikan. Pembelajaran daring sudah dilakukan sejak maret 2020 sebagai salah satu upaya pemutusan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Dengan keadaan seperti ini, bagaimana nasib siswa kelas 12 yang akan masuk perguruan tinggi? Berikut kami berikan 10 tips masuk perguruan tinggi di saat pandemi Covid-19.

  1. Tentukan bidang ilmu yang akan dipilih

Bidang ilmu itu sangat luas, contohnya bidang ilmu hukum, medis, penerbangan, agrikultur, dan lainnya. Tentukan bidang ilmu sesuai dengan bakat dan minatmu, jangan hanya sekedar prospek cari kerja, ikuti tren, atau malah hanya ikuti teman tanpa mempunyai pertimbangan yang matang.

  1. Pilih beberapa program studi

Setelah menentukan bidang ilmu, maka selanjutnya adalah menentukan beberapa bidang studi, jangan hanya tentukan satu tapi buat beberapa pilihan. Contoh bidang studi adalah jurusan matematika, bahasa, elektronika, pendidikan guru sekolah dasar, arsitek, dan lain-lain.

  1. Riset perguruan tinggi yang menawarkan jurusan tersebut

Setelah menentukan bidang ilmu dan program studi maka kamu sudah punya pegangan spesifik, selanjutnya adalah riset perguruan tinggi yang menawarkan program studi tersebut. Ini mudah, karena kamu bisa cari di internet, jangan lupa untuk membuat daftar peringkat perguruan tinggi yang kamu inginkan.

  1. Tentukan Jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi

Setidaknya ada empat jalur masuk perguruan tinggi di Indonesia, yaitu:

Pertama: Jalur SNMPTN

Ini jalur siswa berprestasi. Siswa akan mendapat undangan dari pihak universitas sesuai dengan bidang ilmu yang didalami semasa SMA/SMK. Kelebihan jalur SNMPTN adalah siswa tidak perlu melakukan ujian masuk perguruan tinggi, hanya siapkan berkas pendaftaran, sedangkan kekurangannya tidak semua siswa akan mendapat kesempatan ini. Bisa jadi satu sekolah hanya satu atau dua siswa yang dapatkan undangan jalur SNMPTN.

Kedua: Jalur SBMPTN

Ini adalah jalur yang paling ramai untuk masuk perguruan tinggi, peserta SBMPTN harus bersaing se-Indonesia untuk bisa masuk program studi pilihannya. Kelebihan jalur SBMPTN adalah kamu bisa lintas jalur, misalnya ketika SMA ambil IPA kemudian kuliah ambil bidang studi IPS, sedangkan kekurangannya adalah kamu akan bersaing dengan seluruh siswa se-Indonesia untuk masuk ke program studi tersebut. Semakin bagus passing grade prodi maka semakin ketat persaingannya.

Ketiga: Jalur Ujian Mandiri (UM)

Jalur ujian mandiri disediakan oleh masing-masing universitas. Mulai pendaftaran, soal, hingga kelulusan ditentukan pihak universitas. Kouta jalur ujian mandiri hanya sekitar 5-10% dari total penerimaan mahasiswa, setiap universitas mempunyai ketentuan sendiri-sendiri terkait hal ini. Kelebihan jalur ini bisa menjadi jalur cadangan ketika jalur SNMPTN dan SBMPTN gagal, karena biasanya jalur ujian mandiri dibuka setelah keduanya. Sedangkan kelemahannya adalah kouta penerimaan jalur ini kecil.

Keempat: Jalur Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi (UMB PT)

Jalur ini mirip dengan jalur SBMPTN yang merupakan gabungan beberapa kampus untuk mengadakan seleksi penerimaan mahasiswa, hanya saja untuk jalur UMB PT jumlah universitas yang terlibat tidak sebanyak SBMPTN. Jika SBMPTN ada sekitar 65 kampus, di jalur UMB PT hanya sekitar 15 kampus. Kelebihan jalur ini bisa menjadi jalur cadangan yang gagal di SNMPTN, SBMPTN, dan UM karena dibuka paling akhir. Sedangkan kekurangannya tidak semua kampus membuka jalur ini, dan itu bisa jadi kampus yang kamu inginkan.

 

  1. Petakan tingkat persaingan dari program studi dan universitas

Setelah menentukan jalur mana yang akan dipilih untuk masuk universitas, langkah selanjutnya adalah mencari info terkait dengan kampus tersebut. Langkah paling tepat adalah dengan melihat rasio peminat berbanding dengan jumlah kursi yang tersedia. Singkatnya adalah melihat peluang berapa persen kamu diterima di program studi tersebut. Data ini bisa dicari di website ltmpt.ac.id. Data yang ditampilkan adalah data tahun sebelumnya, contohnya adalah sebagai berikut:

Prodi Universitas Rasio Peminat/Kouta
Kedokteran Universitas Indonesia 2,29 %
Kedokteran Universitas Padjajaran 2,99 %
Kedokteran Universitas Gadjah Mada 2, 29 %
Kedokteran Universitas Brawijaya 2,69 %
  1. Optimalkan peluang penerimaan di setiap jalur seleksi

Mengoptimalkan peluang jalur penerimaan salah satunya adalah dengan belajar. Jika ingin mengejar SNMPTN pastikan nilai rapor bagus, jika ingin mengejar jalur SBMPTN, UM, atau UMB PT maka perbanyak latihan soal ujian tahun sebelumnya bisa belajar mandiri, program bimbingan belajar, atau belajar kelompok. Saat kondisi pandemi seperti sekarang bisa manfaatkan media sosial untuk lakukan hal diatas.

  1. Fokus belajar melalui berbagai platform media belajar

Kamu bisa manfaatkan berbagai platform belajar daring baik yang gratis ataupun berbayar. Namun, dengan belajar online kamu harus fokus, jangan terlena. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”.(Q.S. Al-Insyirah:7).

  1. Tanya kakak tingkat yang sudah masuk universitas

Kamu bisa bertanya kepada kakak tingkat yang sudah masuk di universitas terkait dengan informasi PPDB. Kami sarankan ikhwan bertanya kepada ikhwan dan akhwat ke akhwat agar lebih mudah untuk diskusi.

  1. Cari peluang beasiswa

Salah satu peluang di perguruan tinggi adalah beasiswa, ada banyak beasiswa yang bisa diakses baik yang disediakan pemerintah ataupun lembaga swasta. Jika mencari beasiswa swasta pastikan pihak pemberi beasiswa adalah pihak yang tidak bermasalah dengan kaidah dan perjanjian (MOU) yang syar’i.

  1. Jangan lupa doa dan tawakal

Usaha manusia ada batasnya, sedangkan ketentuan Allah Ta’ala tanpa batas. Semua yang terjadi di dunia termasuk diterima dan belum diterima di perguruan tinggi atas izin Allah Ta’ala. Maka perbanyak doa dan tawakal kepada Allah untuk dapat pilihan yang terbaik.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186).

 

Tetap semangat belajar, sebagaimana Ibnu ‘Aqil yang usianya sudah 80 tahun, ia bersenandung:

Semangatku tidaklah luntur di masa tuaku,

Begitu pula semangatku dalam ibadah tidaklah usang.

Walau terdapat uban di rambut kepalaku, tetapi tidak melunturkan semangatku.

Hanya Allah yang memberi taufik untuk terus semangat dalam belajar.

Belajar adalah kewajiban setiap muslim, sebagaimana sabda Nabi shallallahualahi wa sallam,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai sahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224). Maksud hadits ini adalah mempelajari ilmu yang nantinya menjauhkan kita dari yang haram dan membuat kita semakin taat kepada Allah.

Baca Juga:

Gunungkidul, 29 Jumadal Ula 1442 H, 13 Januari 2021

Tim RemajaIslam.Com


Artikel asli: https://remajaislam.com/1771-tips-persiapan-masuk-perguruan-tinggi-di-tengah-pandemi-covid-19.html